Kondisi Ibu Setelah Melahirkan | Pasca Persalinan

Sunday, 4 September 2011
Jangan harapkan kondisi ibu setelah melahirkan atau pasca persalinan akan seketika normal kembali seperti sebelum hamil. Ada banyak perubahan baik fisik maupun emosi. Berikut beberapa kondisi ibu setelah melahirkan.



kondisi setelah melahirkanKondisi ibu setelah melahirkan | Pasca Persalinan



1. Tidak Dapat Tidur Setelah Melahirkan

Ibu mungkin tak dapat tidur selama beberapa hari pertama persalinan. Kegairahan dan ketegangan persalinan, pikiran mengenai bayi dan semua perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Laporkan pada dokter jika terjadi insomnia.



2. Jahitan Setelah Melahirkan

Jika dokter melakukan episiotomi ataupun si ibu mengalami robekan yang akhirnya dijahit, maka setelah ekef bius menghilang, jahitan itu akan terasa nyeri. Ini karena jahitan dalam proses penyembuhan. Kalau robekannya banyak sebaiknya di minggu pertama sesudah melahirkan, ibu jangan banyak bergerak dulu.



3. Rahim Setelah Melahirkan

Pada kelahiran spontan/normal, biasanya rahim secara otomatis akan mengkerut dengan sendirinya. Saat sebelum lahir rahim akan membesar setinggi diafragma. Waktu sesudah lahir rahim akan akan mengkerut hingga mencapai pusat. Pada hari ke-12 rahim tidak teraba kembali. Jika terjadi pengkerutan tidak normal biasanya ada sesuatu yagn tertinggal di dalam rahim seperti ari-ari atau ketuban. Pencariannya dilakukan dengan kuret.



4. Payudara Setelah Melahirkan

Yang jelas setelah melahirkan, payudara akan menjadi keras dan bahkan nyeri jika di tekan, sedangkan ukurannya jauh lebih besar. Sehingga ibu harus menggunakan bra khusus. Pada hari kedua setelah persalinan biasanya payudara mulai terisi dan jadi lebih keras serta berat. Pada hari ketiga payudara mulai menghasilkan ASI dalam jumlah yang memadai.



5. Berat Tubuh Setelah Melahirkan

SI Ibu secara otomatis akan kehilangan berat tubuh dalam jumlah tertentu setelah melahirkan, biasanya antara 6-7 Kg. Berat tubuh ibu akan makin berkurang pada saat rahim secara bertahap kembali normal setelah persalinan. Perut akan tetap tampak menggelembung dan lembek selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.



6. Buang Air Setelah Melahirkan

Setelah melahirkan seringkali si ibu tidak bisa merasakan apakah kandung kemih penuh atau kosong. Bahkan kadang-kadang merasakan tak bisa kencing. Jika tidak bisa buang air kecil cobalah minum air yang banyak. Jika tetap masih sulit untuk buang air kecil kemungkinan besar dikarenakn adanya infeksi pada saluran kencing. Bisa jadi juga psikis, takut jahitannya terkena air seni dan membuka kembali, sehingga kencingpun ditahan. Padahal ini justru bahaya karena bisa mengakibatkan infeksi pada ginjal. Selain BAK, BAB juga mungkin sulit untuk beberapa hari. Minum air yang cukup dan makanlah makanan yang banyak mengandung buah-buahan segar.



7. Kulit dan Rambut Setelah Melahirkan

Mungkin ibu melihat tanda-tanda kecoklatan yang biasa dikenal striae pada perut, payudara, pantat atau paha. Striae ini akan perlahan-lahan berkurang dan menjadi lebih pucat dalam waktu 4 sampai 6 bulan. Ibu juga biasanya akan mengalami kerontokan rambut yang hebat beberapa bulan setelah melahirkan. Namun demikian tak perlu khawatir, kerontokan ini hanya bersifat sementara.



8. Mata Setelah Melahirkan

Setelah melahirkan ada beberapa ibu yang memiliki keluhan pada daerah mata, misalnya mata merah dan pandangan menjadi kabur. Hal ini jarang terjadi. Jika terasa kabur ataupun tegang, bisa jadi juga karena selama bersalin si ibu tidak tidur, sehingga matanya terasa berat. Penurunan Hb dalam darah juga bisa mempengaruhi kondisi ini. Pandangan mata akan kembali pulih seiring dengan membaiknya kondisi Hb.



9. Emosi Setelah Melahirkan

Setelah kadar hormon yagn tinggi bersirkulasi di dalam darah selama kehamilan, maka perpindahan besar kadar hormon ke kadar yagn lebih rendah kerap membuat wanita jadi udah mengeluarkan air mata, cemas, mudah marah dan defresif yang dikenal sebagai baby blues. Biasanya kondisi ini berlangsung tak sampai satu minggu. Jika ketidakbahagiaan ini berlangsung lama, hubungi segera dokter atau psikolog karena dibiarkan terus, makin lama akan mempersulit si ibu, bayinya dan keluarga.



lihat juga risiko persalinan sesar.

0 komentar:

Post a Comment